Jl. Agus Salim No.37, Kec.…

08139192475

Sosialisasi Pantun Sebagai Resam Budaya Melayu di SMA Negeri 5 Tanjungpinang


Sosialisasi Pantun Sebagai Resam Budaya Melayu di SMA Negeri 5 Tanjungpinang

SMA Negeri 5 Tanjungpinang Gelar Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Bertema
Bhinneka Tunggal Ika melalui Sosialisasi Pantun sebagai Resam Budaya Melayu

Tanjungpinang, 4 Oktober 2024 – SMA Negeri 5 Tanjungpinang kembali mengadakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, kali ini dengan tema Bhinneka Tunggal Ika, yang berfokus pada pelestarian budaya lokal khususnya pantun sebagai sebagai resam budaya Melayu, yang merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO.

Kegiatan sosialisasi yang diadakan di Gedung Aisyah Sulaiman dengan menghadirkan narasumber Barozi Alaika, seorang budayawan sastra pantun Melayu Kota Tanjungpinang, yang memberikan wawasan tentang pentingnya melestarikan pantun sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Melayu, Sosialisasi yang diadakan bertujuan untuk mengenalkan dan menguatkan kembali peran pantun sebagai sarana komunikasi dan ekspresi budaya dalam kehidupan masyarakat Melayu, khususnya di lingkungan SMA Negeri 5 Tanjungpinang. Selain sebagai media ekspresi budaya, pantun juga dianggap sebagai alat pemersatu, sesuai dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, di mana keberagaman budaya dapat saling memperkaya satu sama lain.

Barozi Alaika, sebagai narasumber, menyampaikan materi yang mendalam tentang sejarah dan peran pantun dalam kehidupan masyarakat Melayu. Ia juga menjelaskan bagaimana pantun menjadi bagian penting dari komunikasi dan ekspresi budaya yang sarat makna. “Pantun bukan hanya milik masyarakat Melayu, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan. Melalui pantun, kita bisa menyampaikan pesan-pesan penting tentang kehidupan, persatuan, dan kebersamaan,” ujar Barozi dalam pemaparannya.

Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Tanjungpinang, yang diwakilkan Oleh Waka Kurikulum Bapak Rolin Daniel Sitompul, S.Th, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal, terutama bagi generasi muda. “Pantun bukan hanya sekadar rangkaian kata berirama, tetapi di dalamnya terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi bagian dari identitas kita sebagai orang Melayu. Kami berharap melalui kegiatan ini, siswa dapat lebih menghargai keberagaman dan menjadikan pantun sebagai bentuk ekspresi budaya yang relevan,” ujarnya.

Para siswa SMA Negeri 5 Tanjungpinang diberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam sosialisasi ini, dengan membuat dan membacakan pantun mereka sendiri di depan kelas. Sesi ini tidak hanya memperlihatkan kreativitas siswa, tetapi juga menggali pemahaman mereka tentang pentingnya budaya Melayu dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa siswa bahkan menampilkan pantun yang mengangkat tema keberagaman dan persatuan, sesuai dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Salah seorang siswa, Fazillah, dari kelas XII.4, mengungkapkan kebanggaannya setelah mengikuti kegiatan ini. “Acara ini sangat menginspirasi saya untuk lebih mencintai budaya Melayu, terutama pantun. Saya merasa bangga bisa belajar langsung dari Pak Barozi Alaika, dan saya semakin paham bahwa pantun adalah cara yang indah untuk mengekspresikan pemikiran dan perasaan kita,” ujar Fitra.

Melalui sosialisasi ini, SMA Negeri 5 Tanjungpinang berharap agar siswa-siswinya dapat terus menjaga dan melestarikan budaya lokal, serta menjadikan pantun sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang mencerminkan identitas mereka sebagai generasi penerus bangsa. Semangat Bhinneka Tunggal Ika yang diusung dalam kegiatan ini juga diharapkan dapat semakin menguatkan rasa persatuan di tengah keberagaman budaya yang ada di Indonesia.


Mungkin anda menyukai :